
![]() |
Unjukrasa Jatam Kaltim (foto: Tribun Kaltim) |
"Kita berikan piala kepada otorita IKN sebagai pemain terbaik perampasan ruang hidup,” kata anggota Jatam Kaltim, Mareta Sari dalam orasinya, Kamis (15/8/2024).
Jatam Kaltim menyebut pembangunan IKN terkesan dipaksakan, sehingga berimbas pada munculnya berbagai masalah di masyarakat, seperti perampasan ruang hidup, intimidasi, dan sejumlah kriminalisasi.
“Juga menghancurkan pulau-pulau lain hingga ancaman kebangkrutan karena penggunaan dana publik dengan jumlah fantastis,” lanjutnya.
Menurut Jatam, alokasi anggaran IKN merupakan pemborosan, di tengah situasi ekonomi rakyat yang kurang baik.
"Itu sangat disayangkan, ya. Kita tahu, sekitar Rp72 triliun uang negara dialihkan. Salah satunya membiayai gedung ini dan orang-orang di dalamnya," tegas Mareta.
Massa juga membawa replika alat berat, namun tak lama ditaruh langsung dipindahkan dan terbongkar oleh polisi yang berjaga. Sari menilai sikap polisi berlebihan dan intimidatif.
Jatam Kaltim mendesak agar seluruh proses pembangunan IKN dihentikan karena berpotensi membangkrutkan negara.
"Dan mengevaluasi seluruh proses pada mega-proyek ini serta memastikan semua proses tersebut transparan dan dapat diawasi langsung oleh masyarakat Indonesia," ucapnya.
Massa ditemui Direktur Ketentraman dan Ketertiban Umum, Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan OIKN, Brigjen Pol. Fransiscus Barung Mangera.