
![]() |
ilustrasi |
AMCONEWS - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di industri tekstil karena dua sebab. Yaitu adanya relokasi usaha dari Jawa Barat ke daerah lain serta adanya penutupan usaha karena tak mampu lagi beropesasi.
"Benar terjadi PHK di beberapa tempat di Jawa Barat. Ini ada dua, satu relokasi pabrik dari Jawa Barat ke daerah lain, ada juga yang memang pabriknya ditutup," ujar Bahlil dalam konferensi pers, Senin (29/7/2024).
Bahlil mengatakan penutupan usaha terjadi karena mesin tua dan biaya keekonomian yang tinggi dibanding negara lain. Statemen Menteri Bahlil terkesan terlalu menyederhanakan persoalan dan tidak menyentuh persoalan. Sebab sebelumnya para pelaku industri tekstil, seperti yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) sudah sering mengeluhkan mudahnya import barang jadi masuk Indonesia.
"Banjirnya barang tekstil impor kian menekan kinerja industri TPT hingga rata-rata utilisasinya dari hulu ke hilir kini hanya di kisaran 50%," kata Ketua Umum APSyFI lebih dari setahun lalu (17/4/2023).
Dalam keterangannya, APSyFI menghitung, per tahun ada sekitar 300-400 ribu ton impor TPT illegal senilai Rp 35 triliun yang masuk ke Tanah Air. Baik dalam bentuk pakaian, kain maupun benang masuk ke secara illegal. Sekitar 1.400 kontainer per bulan masuk lewat pelabuhan-pelabuhan utama di Jawa dan sebagian lewat Sumatra. Sekitar 210 ribu ton impor yang masuk itu berasal dari China, sisanya dari Korea, Taiwan, India, Vietnam, Bangladesh dan Thailand.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Danang Girindrawardana mengungkapkan hal serupa (16/6/2024). Ia menilai kebijakan pemerintah yang terkesan tidak mendukung industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. Salah satu kebijakan yang dianggap lebih berpihak ke kepentingan asing adalah Permendag 8/2024 yang memberi ruang bagi masuknya impor tekstil asing.
"Jika itu terjadi (pemberlakuan Permendag) maka setiap bulan akan masuk 10 ribu sampai 30 ribu kontainer. Satu kontainer bisa berisi ratusan ribu potong baju jadi," ungkap Danang dalam wawancara di CNBC.