
"Saya mundur dari pencalonan (pilkada) dan saya mundur dari pengurus DPP Golkar," kata Jusuf kepada wartawan, Minggu (11/8/2024).
Menurutnya politik terlalu keras, dan ia merasa tidak cocok. Adapun waktunya yang bersamaan dengan mundurnya Airlangga, hal itu merupakan kesamaan momentum saja.
"Alasannya (mundur) saya kira terlalu keras, dan terlalu kasar politik itu buat saya. Dan tidak pantas dengan apa anatomi karakter saya, tidak pantas. Dan saya lihat dengan Pak Airlangga mundur, ini satu momentum karena pasti Pak Airlangga mundur pasti ada satu alasan besar, yang kita nggak tau," lanjutnya.
Meski begitu, ia belum membuat pernyataan secara resmi atau bersurat. Hal itu akan dilakukan esok di hari kerja, Senin (12/8).
Dengan demikian otomatis ia juga mundur dari pencalonan pada Pilgub DKI Jakarta. Langkah ini sebenarnya sudah dipikirkan sejak awal Juli lalu, dan keluarga juga menyarankan yang demikian.
"Saran istri dan anak-anak, mantu saya semua juga dari awal. Dari bulan Juli kemarin. Kembali bikin mesjid di 38 provinsi, terus jadi pekerja sosial aja untuk seluruh, wilayah," tambahnya. []