
Haniyeh dishalatkan di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, dihadiri ribuan orang. Dalam kesempatan itu JK didampingi Menkumham 2004-2007 Hamid Awaluddin, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin serta Dubes RI untuk Qatar Ridwan Hassan.
JK mengatakan dalam rilisnya, ratusan ribu jamaah yang hadir tampak emosional melepas kepergian Haniyeh yang kharismatik dan dicintai rakyatnya. Para tamu yang hadir antara lain para petinggi dari Turki, PM Iran, Malaysia, Oman serta beberapa negara sekitar.
"Semua hadir dan ini menandakan bahwa kita semua mendorong upaya perjuangan Palestina," kata JK.
"Ini juga memperlihatkan bagaimana kuatnya pengaruh almarhum Haniyeh dan sementara proses memilih pemimpin baru dan tentu saja berharap terjadinya perdamaian tercapai," imbuh JK.
Indonesia, lanjut ketua PMI tersebut, tengah mengupayakan dua hal, mendorong persatuan Hamas dan Al-Fatah serta mendorong perdamaian yang adil antara Palestina dengan Israel.
Lebih jauh, JK meyakinkan bahwa semua negara-negara yang hadir menginginkan perdamaian, sehingga penyelesaian konflik harus diupayakan dengan lebih baik.
"Memang kalau tidak ditangani dengan baik ini bisa meluas. Jadi, dibutuhkan ketenangan. Iran dan Turki mempunyai kemampuan persenjataan yang kuat tapi saya pikir akan menghancurkan seluruh Timur Tengah apabila mereka semua melancarkan perang besar itu," kata JK
Kehadiran JK sebagai delegasi Indonesia pada pemakaman Haniyeh juga untuk memenuhi harapan rakyat Palestina.
"Ini memenuhi harapan agar mengirimkan delegasi Indonesia ke sana dan kami diundang menghadiri pemakaman almarhum Ismail Haniyeh," kata JK di Bandara Soekarno Hatta sebelum berangkat ke Qatar, sehari sebelumnya.
Komunikasi antara Ketua Umum PMI tersebut dengan almarhum Haniyeh terjalin melalui misi khusus dalam upaya menyelesaikan konflik antara Hamas dan gerakan Al-Fatah. Bagi JK, rekonsiliasi itu penting untuk menyatukan kekuatan guna mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Baik Hamas maupun Al-Fatah telah berupaya melakukan pertemuan tersebut. Kedua pihak bahkan telah melakukan pertemuan di Beijing. JK mengatakan bahwa almarhum Haniyeh pernah menyampaikan harapan untuk bisa datang ke Indonesia bersama tokoh-tokoh al-Fatah setelah dari Beijing.
"Namun hari ini, Haniyeh dipanggil Allah ke Rahmatullah," kata JK. []