AMCONEWS - Pemimpin senior Hamas Palestina, Ismail Haniyeh tewas di Tehran, Iran, Rabu (31/7/2024). Ia berada di Iran karena menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, sehari sebelumnya.
Kematian Haniyeh diumumkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Dikonfirmasi dalam pernyataan resmi Hamas bahwa Haniyeh terbunuh dalam "serangan Zionis yang berbahaya di kediamannya di Teheran".
Menyikapi kejadian itu, Hamas menyatakaj sikap dengan mengutip ayat Al Qur'an,
"Janganlah kamu menganggap orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, melainkan mereka hidup di sisi Tuhannya dan mendapat rezeki.” (QS Ali Imran 169).
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka atas putra-putra bangsa Palestina, bangsa Arab dan Islam, dan seluruh rakyat bebas di dunia:
Saudara pemimpin, martir, pejuang Ismail Haniyeh, pemimpin gerakan, yang meninggal akibat serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran, setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran.
Kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.
Ini adalah jihad kemenangan atau kesyahidan."
Awal tahun 2024, tiga anak Ismail Haniyeh juga tewas karena serangan Israel di Gaza Utara.
Riwayat Ismail Haniyeh
Ismail Abdulsalam Ahmed Haniyeh lahir di kamp pengungsi Shati di Gaza. Orangtuanya merupakan pelarian dari kota Asqalan karena agresi Israel pada 1948.
Ia belajar di Institut Al-Azhar di Gaza dan lulus dengan gelar sastra Arab dari Universitas Islam di Gaza.
Saat kuliah pada 1983, Haniyeh bergabung dengan Blok Mahasiswa Islam, cikal bakal Hamas.
Haniyeh pernah beberapa kali dipenjara oleh otoritas Israel pada akhir 1980-an dan selamat dari beberapa upaya pembunuhan Israel setelah naik pangkat di Hamas.
Pada 6 Mei 2017 Ismail Haniyeh terpilih menjadi Kepala Biro politik Hamas, menggantikan Khaled Meshaal.
